Rabu, 12 Agustus 2009

Pindah alamat

Puisi dari pemikiran pendek sudang diungsikan ke sini

di tengah dunia di bilik dunianya

di tengah dunia di bilik dunianya

tiada karya besar dapat lahir tanpa kesungguhan,

pengorbanan dan konsentrasi.

dan tiada mungkin itu terlahir dari seorang penikmat dunia

karena ketekunan tersebut membutuhkan kecintaan

dan
kecintaan dan ketekunan tersebut sering berarti

melupakan.
kadang juga berarti mengorbankan.
banyak kepentingan lainnya

sampai suatu ketika melahirkan
jempol ke bawah karena egoisnya

sampai suatu ketika melahirkan
jempol ke atas karena bermanfaat sepanjang masa

dan yang sering terjadi
seperti Mbah Surip yang masih harus mengumpulkan

logam-logam di saku yang bergantung tak beraturan
untuk segelas kopi dan tiga sendok kecil gula pasir

di tengah kekaguman dunia
di dalam bilik dunianya


Kamis, 22 November 2007

Sungai Kehidupan

hidup mengalir di antara sungai-sungai mencari muara sukses dan berakhir di perut cacing
mengapakah kita terus mencari sementara semua dihadapan kita
mengapa bernafsu tuk memiliki padahal kita dimiliki
tidak! sadarku berkata.
ternyata semua tidak berarti
karena arti dibentuk pikiran kita
entah dulu atau esok
tak perlu arti tuk bertindak
tak perlu niat jika tlah ikhlas

biarkan Nitcshe pesimis melihat semesta menuju kiamat,
kita melihat dekadensi berlomba dengan kemunduran
sambil merasakan tubuh menua dan jiwa melemah
wahai kemanakah popularisme yang dahulu menerbangkanmu?
wahai dimanakah kekayaan ketika tubuh terkapar?
wahai mengapa kekuasaan menjadi tak berarti?
adakah teman dan saudara sebelum hidup dan sesudahnya?
jiwaku bertanya tentang kebebasan
tapi kita bebas memilih sedangkan pilihan ternyata tiada
engkau terkepung wahai karakter
lalu kuterjunkan diriku di dunia
mengabarkan sungai-sungai yang disediakan
tuk menuju kekuasaan, popularitas dan kekayaan
yang tersebar diseluruh muara
menorong renang menunggu waktu
dan
kudapatkan diriku memilih
memainkan pikiran tuk bahagia
tanpa perlu hari esok
di sana kebebasan kuperoleh
di situ kekuasaan dilimpahkan
semua sesukaku
kuambil atau tidak
tapi mauku dilenyapkan

Prosedur, harus kakukah dikau?

Aku pernah ke bank coba cairkan cek. Sedikit goresan membuat batal. Argumentasi dibantah prosedur. Meski geli karena aku pembuat sistem, sedih juga melihat hasilnya.
Kepress Pengadaan, tebal njelimet petunjuk teknisnya membuahkan tebal kantong yang memanfaatkannya.
Aneh! Prosedur harusnya menangkal kecurangan, koq bisa jadi bahan tuk berbuat curang.

Aku coba ikut tender di kementrian. Syaratnya wah dan prosedurnya njelimet. entah aa hubungan persyaratan dengan tujuan yang mau dicapai. Jangan-jangan tuk mengarahkan calon pemenang.... Ih.....

Back to basic.
Kebijakan dan prosedur seharusnya dipandang sebagai alat pengendalian untuk memastikan bahwa suatu tujuan akan tercapai dengan mencegah risiko yang mengancam pencapaiannya.
Kebijakan dan prosedur seharusnya mengoptimalkan hasil tetapi mengapa disusun menjadi penghambat?

Anehnya, yang kupelajari, prosedur mestinya disusun secara bertahap, mulai dari mengidentifikasi tujuan lalu mengidentifikasi risiko, mengukur dan menentukan prioritasnya lalu diakhiri dengan perumusan mitigasi risiko. Hasil semua itu, dituangkan menjadi pengendalian yang diperlukan lalu terciptalah kebijakan, prosedur dan produk sejenisnya.
Prosedur mestinya membuka peluang untuk menghadapi perubahan kondisi dan situasi agar respon risiko sesuai dengan harapan.

Mungkin karena sejak SD terbiasa nyontek, akhirnya prosedur juga copy and paste.
Weleh - weleh....

wah

kubuat rangkaian kode dengan AS 3; yang bergerak hidup berputar-putar; x-y-z matriks 3D; sprite berlarian; kemudian tak beraturan; karakter coba dibentuk; mboh opo kui...
wah...
sehelai rambut yang ditiup angin tak semudah memandangnya; sekedar bereaksi dari tumbukan tak sesederhanya melihatnya; bagaimana merangkai sel demi sel dan meniupkan nyawa; bukan sekedar jiwa yang maya;
wah...
kutetapkan aksi reaksi; kutentukan hasil akhir; mau lari kemana kamu!
wah...
hukum alam; takdir dan kompleksitasnya...
wah...

Kau mengepungku dengan pertunjukkan kepiawaian dan keagunganMu
Kau mengepungku hingga tak sempat kulihat selainMu
wah...

kucoba pula lari darimu, tapi rindu terus mengingatMu
kubiarkan menentangMu tapi jiwa tak mapu berpaling dariMu
wah...

terserah padaMu sajalah...

Sumber Penyakit dan Vaksinnya

tubuh; begitu ajaibnya; luka yang menganga mengeluarkan darah; lalu mengering dan menutup celah; perlahan tapi pasti; serat-serat halus membentuk jaring; sel-sel merapat diantaranya; dan luka semakin menghilang;
obatkah yang menyembuhkan?
kubaca komposisi; miligram ke miligram; menghilangkan rasa sakit; membunuh kuman; membangkitkan daya imun; menurunkan kadar gula;...
obatkah yang menyembuhkan?
ketika hujan mengguyur badanku basah; dingin melemahkanku; flue menyerangku;
tapi dua puluh tahun yang lalu; ketika aku kehujanan bersama calon istriku; meski semalaman menggigil; flue seolah tak mampu menyentuh;
lalu kukuatkan jiwaku ditengah gerimis; flue seolah tak mampu menyentuh; flue seolah paham suasana hatiku; menyerang saat gelisah; terbirit saat ceria;
sumber dari penyakit berawal dari jiwa yang sakit; jiwa yang sakit adalah jiwa yang tak tenang;
jiwa yang tak tenang adalah jiwa yang rakus melahap nikmat dunia;
seorang Rasul memberi kabar; tentang ibu segala obat; tentang lapar adalah obat; tentang "ingat" adalah penenang;
seorang bijak memberi kabar; tentang dosa merusak jiwa; tentang jahat karena jiwa sedang sakit;
kemana tabib bergelar ulama dan pendeta? ketika bangsa sedang sakit; korupsi di gedung megah; penipu di lorong sempit; apakah mereka juga sakit? didera cinta dunia dan takut mati?
bagaimana pemimpin menjadi kuat? katanya tak takut mati tapi miskin menjadi hantu; menangis ketika ESG di jalan membagi suap;
pushiiiiink........... pusing aku memikirkan!